Suami Yang Mau Membantu Pekerjaan Istri Tandanya Dia Tawadhu’
Desember 10, 2019
Edit
Loading...
Loading...
Pekerjaan-pekerjaan rumah adalah pekerjaan
kecil yang penting namun sering dianggap sebagai pekerjaan kaum wanita.
Ketika kita melihat suami mengerjakan
pekerjaan rumah, pandangan orang akan berbeda-beda.
Sebagian memandang positif dan melihat
sebagai seorang suami yang menyayangi istri dan tak segan membantu istri.
Namun, ada juga yang memandang negatif dan
mengatakan mungkin saja ia suami takut istri sehingga mau saja disuruh-suruh
istrinya.
Ketika kemudian disebutkan bahwa Rasulullah
adalah seorang suami yang ringan tangan dalam membantu istrinya, kemudia para
istri kemudian berlomba menyampaikan pada suami.
Tak salah memang Rasulullah adalah seorang
pemimpin, qawam, kepala negara, panglima perang, seorang Nabi tetapi ia masih
mau membantu pekerjaan rumah.
Hal ini tentu beliau lakukan dengan maksud
memberikan teladan bagi umatnya.
Aisyah mengatakan, “Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam sibuk membantu istrinya dan jika tiba waktu salat maka ia pun
pergi menunaikannya.”
Imam Al-Bukhari mencantumkan perkataan
Aisyah ini dalam dua bab di dalam sahihnya, yaitu Bab Muamalah Seorang (suami)
dengan Istrinya dan Bab Seorang Suami Membantu Istrinya.
Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul
Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jika ia
bersamamu di rumah?”,
Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang
dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia
memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.”
Dalam Syama’il karya At-Tirmidzi terdapat
tambahan, “Dan memerah susu kambingnya…”
Ibnu Hajar menerangkan faidah hadis ini
dengan mengatakan, “Hadis ini menganjurkan untuk bersikap rendah hati dan
meninggalkan kesombongan dan hendaklah seorang suami membantu istrinya.”
Terkadang suami merasa karena ia adalah
seorang pemimpin keluarga, karena ia adalah pencari nafkah, karena ia adalah
laki-laki, maka tak pantas baginya untuk melakukan pekerjaan rumah.
Ada pula suami yang merasa harus selalu
dilayani oleh istri dan semua harus disiapkan oleh istrinya, sehingga baginya
membantu pekerjaan rumah bukan menjadi urusannya.
Inilah teladan yang ingin diberikan
Rasulullah. Bahwa membantu pekerjaan rumah istri bukanlah sesuatu yang akan
menurunkan wibawa dan derajat sebagai pemimpin keluarga.
Ada kalanya seorang istri perlu dibantu
dalam pekerjaan rumahnya, atau setidaknya seorang suami dapat menyiapkan
keperluannya sendiri saat istri tidak bisa.
Suami yang membantu pekerjaan rumah
istrinya menunjukkan bahwa ia adalah suami yang tawadhu atau rendah hati.
Ia dapat berlapang dada dan membantu
pekerjaan istrinya dan sangat memahami kondisi dan keadaan istri dan rumah
tangganya.