Wahai Istri, Jangan Kau Bentak Suamimu Supaya Allah Tidak Murka Kepadamu.
Desember 08, 2019
Edit
Loading...
Loading...
Tidak kaget bila dalam sebuah rumah tangga
perjalanannya terjadi percekcokan antar pasangan. Ntah masalah tersebut kecil
atau masalah besar perlu diingat oleh istri, bahwa bagaimana pun kondisinya
sang istri harus mengecilkan suaranya dalam artian merendahkan nada bicaranya
ketika berdebat dengan sang suami.
Dalam kehidupan Rumah Tangga berlangsung
sedikit perbedaan pendapat pada suami istri yakni hal yang wajar. Dengan
kondisi seperti apa pun seorang istri mesti memelankan suaranya saat bicara
dengan suaminya walaupun dia mengganggap gagasannya benar.
Seorang suami adalah orang yang paling
mesti ditaati dan dihormati oleh istri. Seperti kita kenali kalau Rasulullah
dalam beberapa haditsnya menunjukkan begitu tinggi kedudukan suami untuk
istrinya :
“Seandainya saya bisa memerintahkan seorang
untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri untuk sujud
pada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi)
“Tidaklah layak untuk seorang manusia untuk
sujud pada manusia yang lain. Kalau pantas/bisa untuk seorang untuk sujud pada
seorang yang lain pasti saya perintahkan istri untuk sujud pada suaminya karena
besarnya hak suaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)
“Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada
suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak suka membicarakan suatu
hal yg tidak berguna, tidak cerewet serta tak suka bersuara hingar-bingar dan
setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i)
Jika suami berbuat salah atau salah, Jadi
telah semestinya untuk sang istri untuk mengingatkan suami dengan baik, dengan
suara lemah lembut, tidak membentak (bertemura keras), dan tidak juga
menyinggung perasaannya.
Sikap kasar istri pada suami dan atau
sebaliknya menandakan kurangnya pengetahuan dan keburukan akhlak. Rasulullah
SAW bersabda :
“Sebaik-baiknya wanita untuk suami adalah
yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang suaminya
baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang
dibenci suaminya” (H. R. Ahmad)
Sebagaimana anak dapat dikira durhaka pada
orang tua, jadi istri dapat juga dikatakan durhaka pada suami saat berani
membentaknya. Wallahu A’lam.
Bidadari Geram pada Istri yang Memarahi
Suaminya
Jika seseorang suami dibentak atau di
dzalimi oleh istrinya, jadi beberapa bidadari di surga bakal geram pada istri
yang memarahi suaminya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda,
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya
didunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah
engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di
sisimu ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR.
At-Tirmidzi)
Ini seharusnya jadi pelajaran untuk para
istri tidak untuk mendzalimi suaminya. Saingannya berat, saingannya bukanlah
lagi madumu atau yang lain. tetapi sainganmu yaitu bidadari yang Allah
subhaanahu wa ta’ala mensifatkannya di dalam al-Qur’an. (QS an-Naba’ : 31-33),
(QS. At-Tur : 20), (QS. Ar-Rahman : 70)
Solusi Bila Terpaksa Ingin Marah Pada Suami
Bila kemarahan menempa dan telah tidak
tertahankan, tentunya tidak dianjurkan untuk mengekspresikan lewat cara
meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih dengan cara membentak. Ada beberapa
hal yang dapat kita kerjakan bila tengah ingin geram pada suami.
Hal yang pertama dilakukan ialah katakan
istighfar. Mohon ampunlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita.
Setelah itu, klarifikasi secara detil duduk persoalan. jangan ikuti nafsu
lantaran emosi bakal makin meluap-luap. Namun sebisa mungkin, tahanlah dahulu
emosi.
Lantaran bicara dalam kondisi emosi cuma
bakal memperburuk kondisi, lantaran terkadang kita menginginkan menumpahkan
kekesalan, bahkan juga kekesalan yang sudah lalu.
Bila di rasa telah dapat mengendalikan
diri, Ambil air wudhu kemudian lakukan shalat dan berdoalah. Adukan semua
masalah pada Allah. Semua kekesalan, kecewa, adukan saja. Dan tidak lupa,
mintalah pada-Nya untuk diberikan jalan keluar.
Jika diri telah tenang, awalilah bicara
dengan suami. Ingat, yang bakal dibicarakan yakni dalam rangka mencari jalan
keluar, bukanlah untuk menambahkan kericuhan. Tidak lupa, ada unsur saling
menasehati dalam rumah tangga. Berikan nasehat pada pasangan atas kesalahan
yang dikerjakan.
Nah, sahabat itulah penjelasan mengapa sang
istri tidak boleh bicara bernada tinggi atau bahkan membentak suami. Ingatlah
para istri sainganmu adalah bidadari.