300 Keluarga Mundur dari Penerima PKH Karena Malu Rumah Dilabeli Miskin
Januari 03, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Sebanyak 300 Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal Jawa
Tengah, mengundurkan diri dari program bantuan sosial tersebut
Mereka mundur karena malu rumahnya
dipasangi label “Keluarga Miskin atau Sangat Miskin Penerima Bantuan BPPNT –
PKH “YAA ALLAH Sejahterakanlah saudara kami yang miskin ini. Tapi apabila
mereka berpura pura miskin Maka Azabmu sangatlah Pedih”. Dengan terpapangnya
tulisan tersebut, penerima BPNT-PKH tersebut mengaku malu jika dilabeli sebagai
penduduk miskin. “Rumahnya sudah bagus-bagus, sudah mampu. Sehingga malu kalau
dinyatakan miskin,” ucap Korcam Lebakaiu Pendamping PKH Kecamatan Lebaksiu Heri
Budianto.,
Pendamping yang akrab dipanggil Heri (34 )
tersebut mengatakan, pihaknya sebelumnya telah melakukan sosialisasi mengenai
wacana penyemprotan label “Keluarga Miskin” di dinding depan rumah penerima
bantuan PKH. Tulisan lengkap label tersebut adalah “Keluarga Miskin Penerima
Bantuan BPNT – PKH. “
“Proses labelisasi kami jalankan pada 1- 5
Juni 2019,” tutur dia.
Untuk sementara ada 300 penerima manfaat
menyatakan mundur. Dari 12 desa, 3021 KPM, sekarang masih berjalan penyemprotan
3 desai. Kalau di kecamatan Lebaksiu dari 15 denda yang ada. Jumlah semua ada
3558 KPM.
“Kakau di hitung kasarnya baru 300 KPM
menyatakan mundur dari 12 desa, masih tiga desa lagi yang sedang melaksanakan
penyemprotan atau dilabelin dan kemungkinan bertambah. Kebanyakan Malu rumahnya
disemprot rumah tangga miskin dan akhirnya mengudurkan diri,” ujar dia.
Jika ingin keluar dari program PKH,
penerima manfaat harus mundur atas kemauan sendiri. Bisa juga dikeluarkan dari
daftar penerima melalui mekanisme Musyawarah Desa (Musydes). “Kalau desa
memberikan surat keterangan, kami siap mengajukan pengunduran dirinya,” tegas
dia.
Untuk sekarang, yang sudah dilabelin atau
disemprot ada 12 Desa di Kecamatan Lebaksiu. Di antaranya Balaradin, Dukuhdamu,
Dukuhlo, Jatimulya, Kajen, Kambangan, Kesuben, Lebakgowah, Lebaksiu Lor,
Pendawa, Slarang kidul, Yamansari. Dan tiga desa lainnya sedang berjalan
penyemprotan atau dilabelin.
Sementara itu Chusni Ahmad, TKSK kecamatan
Lebaksiu mengatakan, penyemprotan dinding rumah denga tulisan rumah tangga
miskin untuk memberi penanda bahwa rumah tangga tersebut mendapatkan bantuan
sosial dari pemerintah.
Dari hasil penanda KPM penerima bansos ini,
informasi rumah tangga penerima bansos akan diperbaiki sesuai kondisi
termutakhirkan melalui aplikasi SIKS-NG yang desa sudah menguasai. Dan
sekaligus desa akan mengupdate (memperbaiki), mengusulkan rumah tangga miskin
di basis data terpadu (DTPPFM) melalui SIKS-NG dengan data yang lebih tepat
sasaran sesuai kondisi termutakhirkan.
“Dengan dilabeli atau di semprot,
kedepannya dicapai penerima manfaat (KPM) yang tepat sasaran dengan informasi
data yang termutakhirkan.”