HEBAT.. Pemuda Indonesia Berdarah Kalimantan jadi Imam Tetap Mekkah Sejak Usia 15 Tahun
Januari 06, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Parasnya tampan. Suaranya pun sungguh
merdu. Di usianya yang masih 21 tahun, ia sudah mencuri perhatian masyarakat
dunia. Pemuda Indonesia ini didaulat menjadi imam tetap di Mekkah, Arab Saudi
sejak usia 15 tahun. Ia begitu fasih membaca Al-Qur’an di Masjidil Haram.
Tampil di hadapan Imam Masjidil Haram Syekh Sudais, para ulama dan tokoh
Mekkah, seperti Amir Kota Mekkah dan Naib Amir dan lainnya. Pemuda itu bernama Syekh
Asal Syu’bah bin Haji Yanto al-Makki al-Banjari. Akrab disapa ustaz Asal.
Ia adalah anak angkat Guru Syairazi
Kandangan dan anak angkat Imam Masjidil Haram Syekh Dr Hasan Bukhari. Kisah
ustaz Asal seketika menjadi viral setelah diunggah ke Facebook oleh Nur
Hidayatullah Yuzarsif, Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo
Semarang. Melalui unggahannya, Nur Hidayatullah menceritakan panjang lebar
tentang sosok ustaz Asal.
Disebutkan bahwa ustaz Asal menjadi imam
salat rawatib, tarawih, dan qiyamul lail di beberapa masjid di Makkah, antara
lain: Masjid Al-Bashawiri dan Masjid ‘Asyur Bukhari (2012), Masjid Ar-Ridha
(2013), Masjid Syekh ibn Utsmain (2014), Masjid Bin Laden (2015), dan Masjid
Birrul Walidain (2016, 2018). Tahun 2017 ia tidak menjadi imam di Mekkah karena
pulang ke kampung halamannya di Kandangan – Kalimantan Selatan, sekaligus
menemui salah seorang gurunya yang bernama Tuan Guru Haji Ahmad Syairazi.
Ustaz Asal lahir di Mekkah pada tahun 1997,
anak pertama dari pasangan Ustaz Yanto dan Ustazah Mariyati. Meski sejak lahir
menetap di Mekkah, kewarganegaraan ustaz Asal tetap Indonesia. Ayah dan ibunya
berasal dari Ambutun, Kandangan, Kalimantan Selatan.
Berikut cerita lengkap Nur Hidayatullah
Yuzarsif:
“Asal” begitu panggilan guru dan ulama
Makkah kepadanya, tidak pernah mondok seperti kebanyakan ustadz pada umumnya.
Ia mukim di rumah orang tuanya di Makkah.
Di usia 12 tahun ia menyelesaikan hafalan
Alquran, dan meraih ijazah hafalan Alquran dengan predikat “Excellent” dari
Lembaga Hafalan Alquran tingkat Kota Makkah.
Ia telah menamatkan bacaan dan hafalan
Alquran serta masih rutin mereview di bawah bimbingan Imam Masjidil Haram Syekh
Dr Hasan Bukhari, bahkan sudah menamatkan Alquran riwayat Syu’bah bin ‘Ashim
Al-Kufi di bawah bimbingan Imam Masjidil Haram tersebut.
Pemuda yang suka mendendangkan nasyid ini
juga pernah meraih juara 1 Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Kota Makkah, dan
peringkat utama dengan Predikat Exelent pada Musabaqah Hifzhil Qur’an di Masjid
al-Kuwaiti.
Dirinya sering tampil di stasiun tv di Kota
Makkah, diundang membacakan ayat suci Alquran pada acara-acara khusus yang
dihadiri oleh para syekh, ulama, dan tokoh di Kota Makkah.
Selain menjadi Imam Masjid Birrul Walidain
di kawasan Zaidi Makkah, saat ini Ustadz Asal juga sibuk mengajar hafalan,
tahsin dan tilawah alquran, di beberapa tempat; antara lain di Masjid ‘Asyur
Bukhari Makkah, di bawah binaan Syekh Hasan Bukhari, mengajar mahasiswa luar
negeri di Masjid Fakultas Dakwah di bawah binaan Universitas Ummul Qura.
Setiap bulan Sya’ban diadakan penutupan
tahfizh, sehingga mahasiswa pulang ke negerinya masing-masing.
Di saat itulah Ustadz Asal kembali tampil
bersama tokoh dan ulama Makkah seperti Imam Masjidil Haram Syekh Dr. Hasan
Bukhari dan Khatibnya Imam Saleh al-Thalib yang juga tercatat sebagai Hakim
Agung di Kota Makkah.
Demikianlah kisah seorang pemuda Indonesia
yang sukses di tempat turunnya Islam.
Ia berpesan kepada umat Islam khususnya
para pelajar dan generasi muda agar menyibukkan diri dengan Alquran.
Sebab Alquran adalah kitab yang paling
mulia, diwahyukan kepada nabi yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW, melalui
malaikat yang paling mulia, Jibril AS, diturunkan di dataran bumi yang paling
mulia, Mekkah, pada bulan yang paling mulia, Ramadhan, dan di malam yang paling
mulia, malam lailatul qadar, yang lebih baik dari seribu bulan.
Maka, mereka yang memuliakan Alquran adalah
mereka yang dimuliakan Allah SWT.
Betapa banyak orang yang memuliakan
Alquran, hidup dan kehidupannya semakin berkah dan sukses.
Memuliakan Alquran dengan membacanya,
memahami dan mentadabburinya; syukur-syukur bisa menghafal dan mengamalkannya
dengan penuh keikhlasan. Semoga…