Kisah Banjir Bandang Pertama Terdahsyat di Dunia Disebut di Al Quran Karena Umat Tidak Mengikuti Nasehat Nabi Nuh AS.
Januari 04, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Memasuki musim hujan, Indonesia memang tak
luput dari bencana banjir.
Seperti yang terjadi saat ini, hujan deras
mengakibatkan sebagian wilayah khususnya Jabodetabek terdampak banjir.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) bahkan mengeluarkan adanya potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke
depan.
Tentu saja hal ini membuat masyarakat
Indonesia khawatir akan bencana ini.
Apalagi banjir bandang ini sedang kerap
menghantui dan tak dapat dihindari masyarakat.
Fenomena bencana banjir bandang ini pernah
disinggung dalam Al Quran.
Sebagaimana hal itu juga tertuang dalam
kisah Nabi Nuh AS.
Dikutip dari muslim.or.id, bahkan
diceritakan bahwa banjir bandang terjadi di jaman Nabi Nuh adalah yang
terdahsyat di dunia.
Di mana banjir tersebut menewaskan seluruh
manusia, dan hanya menyisakan manusia yang mengikuti nabi Nuh AS.
Manusia-mansuia yang selamat itu adalah
mereka yang berada di atas kapal nabi Nuh AS.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman
Allah Subhanahu wata'alla surat Huud:42-43.
هِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ
وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ
مَعَ الْكَافِرِينَ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا
عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ
فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka
dalam gelombang laksana gunung.
Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu
berada di tempat yang jauh terpencil:
“Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama
kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
Anaknya menjawab: “Aku akan mencari
perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”
Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi
hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”.
Dan gelombang menjadi penghalang antara
keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”
Sayangnya dalam bencana itu nabi Nuh AS tak
dapat menyelematkan anak dan istrinya yang tak mempercayai ajaran yang
dibawanya.
Karenanya anaknya Kan'an itu termasuk
orang-orag kafir yang tak beriman di muka bumi.
Umat nabi Nuh As menolak kebenaran dan tak
mendengar peringatannya.
Sehingga hanya orang-orang yang berimanlah
yang diselamatkan Allah SWT.
Sebagaimana pula nabi Nuh AS berdoa kepada
Allah SWT.
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ
مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau
biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (Nuh
: 26).
Bencana besar banjir Nuh AS itulah salah
satu contoh diuraikan dalam Al Quran.
Sebelum peristiwa itu terjadi sebagai azab
yang diturunkan Allah SWT, nabi Nuh AS telah memberikan peringatan kepada
umatnya.
Namun umatnya membangkaknya, bahkan
mencomoohnya hingga tibalah bencana besar banjir bandang.
Allah SWT telah menciptakan hujan sebagai
anugerah memberikan kehidupan di muka bumi.
Namun sesekali Allah SWT juga menjadikan
hujan sebagai bencana dan ujian.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran
dalam surat Al Mu'minun ayat 17-22.
{وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَائِقَ
وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ (17) وَأَنزلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ
فَأَسْكَنَّاهُ فِي الأرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ (18) فَأَنْشَأْنَا
لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ
وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (19) وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ
وَصِبْغٍ لِلآكِلِينَ (20) وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا
فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (21) وَعَلَيْهَا
وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ (22)}
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami
tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
Dan Kami turunkan air dari langit menurut
suatu ukuran: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa menghilangkannya.
Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk
kalian kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh
buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan, dan
pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon Zaitun), yang menghasilkan minyak,
dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan.
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang
ternak benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi
minum kalian dari air susu yang ada dalam perutnya; dan (juga) pada
binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kalian, dan
sebagian darinya kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak
itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut."
Masih dikutip dari sumber yang sama, studi
arkeolog, geologis dan historis menunjukkan peristiwa ini relevan dengan yang
dijelaskan dalam Al Quran.
Bahkan kisah ini juga dikemukakan dalam
perjanjian lama maupun baru dan catatan sejarah hampir di setiap belahan dunia.
Seperti catatan sejarah Sumeria, bangsa
Babilonia, Yunani, Cina hingga Mahabrata.
Meski demikian, sebagian ulama menyebut
bahwa kejadian ini bersifat tidaklah global.
Dalam Al Quran tidak dijelaskan bahwa
banjir tersebut berdampak untuk seluruh dunia.
Dalam Al Quran banjir tersebut terjadi pada
umat Nabi Nuh AS yang dihancurkan.
Sebagaimana firman Allah SWT sebagai
berikut.
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, (dia berkata): “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang
nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku
khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.” (QS.
Huud, 11: 25-26)
Karena orang-orang kafir itu menolak
kebenaran akan ke Esaan Allah SWT dan kenabian nabi Nuh AS.
Sehingga Allah mendatangkan banjir bandang,
air bah dan hujan deras yang menyembur dalam tanah.
Dari kisah nabi Nuh AS dalam Al Quran ini
disajikan hendaknya untuk manusia sebagai peringatan.