Memaksakan Anak Baca dan Tulis saat TK Ternyata Bisa Merusak Otak
Januari 17, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika,
Jeni O Usmani mengatakan, murid yang lulus dari Sekolah Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) dan TK tidak harus bisa membaca dan menulis. Jika dipaksanakan,
maka akan merusak otak anak.
Jeni saat ditemui menghadiri Pelepasan dan
Porseni TK Negeri Mitra Kencana, Kamis (13/6) menegaskan bahwa tugas guru TK
bukan untuk mengajarkan anak-anak membaca dan menulis, akan tetapi lebih kepada
bagaimana mengembangkan bakat dan talenta yang dimiliki anak seperti menari,
menyanyi melukis dan lainnya.
Kata dia anak-anak PAUD dan TK belum
saatnya diajarkan untuk membaca dan menulis, karena dapat mengganggu
perkembangan motorik halus anak.
“Saat ini perkembangan motorik halus anak
pada usia dini sedang dalam tahap pengenalan. Jadi baca tulis itu adalah
sesuatu yang berat diterima bagi saraf-saraf si anak, bisa-bisa saraf otak itu
putus atau rusak jika dipaksakan" ujarnya.
"Ibaratnya seperti tanaman, karena
kita menginginkan supaya cepat berbuah maka terus menerus disiram dan akhirnya
rusak karena kelebihan air, kalau belum saatnya terus kita paksakan pasti
hasilnya tidak baik,” tambahnya.
Dia berharap kepada orang tua agar memahami
hal tersebut dan tidak serta merta menuntut guru TK untuk mengajar anak membaca
dan menulis.
“Misalnya nanti anak-anak TK mengantuk
silahkan guru-guru suruh mereka untuk tidur, atau mereka malas di dalam kelas
biarkan mereka keluar dari kelas untuk bermain yang penting tidak keluar dari
lokasi sekolah,” katanya.
Dikatakan, membaca dan menulis itu adalah
tugas guru SD, jadi jangan takut anak tidak bisa baca tulis jika lulus TK.
Karena guru TK tidak disarankan mempermudah tugas guru SD.
Hal itu dimaksudkan agar otak mereka dapat
berkembang dengan sendirinya mencari jati diri dan cita-citanya meraih
prestasi.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk
semuanya. Aamiin...