Peringatan Bagi Mama yang Ketergantungan Pampers untuk Anak, Nyawa Anak ini Diambang Batas!
Januari 08, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Ibu ini adalah contoh kejadian yang cukup
membuat para ibu was-was dan khawatir, disisi lain penggunaan diapers dianggap
praktis dan lebih mudah, disisi lain ada bahaya yang mengancam kesehatan anak,
lebih mending banyak cucian gak apa-apa, sering ngepel lantai gak apa-apa, yang
penting kesehatan anak, dari pada harus kehilangan anak. tapi diapers masih
menjadi kebutuhan utama pada anak hingga tak bisa hilang dari kehidupannya.
Penting buat ibu-ibu yang ketergantungan
diapers.
Kalo Arka anak saya paling cuma malem
pakainya.
Tapi musim ujan gini ya siang kadang make ,
kalau jemuran gak pada kering. Walau udah ngomong setiap kali mau buang air.
Sedikit saran saya mungkin sebaiknya jika
siang hari dan gak kemana-kemana biarkan anak memakai celana tanpa diapers,
banyak cucian gak apa-apa, lebih sering ngepel lantai gapapa, harus mandi dan
ganti pakaian setiap mau shalat gak papa, yang penting kesehatan anak.
Dan saran saya untuk ibu-ibu yang suka
ngebiarin kotoran berada dalam diapers anak terlalu lama, tolong rubah
kebiasaan itu, jangan sampai bakteri dan kuman dalam tinja tersebut masuk
kedalam kelam1nnya seperti kasus disini, terutama buat yang punya anak
perempuan ya, selalu jaga kebersihan anak-anak kita.
Satu lagi, sebaiknya saat hendak memakaikn
diapers bisa ditepuk-ditepuk dulu atau dikebut-dikebut dulu diapernya
Dikutip dari akun facebook dewi fatik
diasar yang membagikan pengalamannya tentang buruknya anak ketergantungan
diapers :
Akhirnya saya dapat menghela nafas lega.
Proses dari bulan september hingga berakhir di Desember. Ya...alhamdulillah
bidadari kecilku sembuh.
Dia seorang gadis kecil yang sangat kuat.
Lebih kuat dari kedua orangtuanya (emak e nangisan)
Mungkin cerita saya bisa menginspirasi
ibu-ibu diluar sana. Awalnya tiba-tiba dia demam tapi tidak terlalu tinggi.
Makan minum dan aktivitas masih seperti
biasa dokter menyarankan untuk rawat jalan.setelah 2 minggu rawat jalan,dia
tidak kunjung sembuh.bahkan setiap makanan atau minuman yang masuk pasti keluar
(muntah).
Ditambah nafasnya yang terlihat sangat
berat padahal dia tidak pernah sesak nafas sebelumnya.suhu badannya pun
naik.38,6..tanpa pikir panjang saya pun membawanya ke RS dan saya minta rawat
inap.
Dari hasil lab dan rongsen menunjukkan
positif tipoid dan bronchopneumonia.
8 hari di RS tidak menunjukkan perubahan
dokter pun memanggil kami (saya dan suami).
Kita dijelaskan panjang lebar mengenai
terapi yang sudah diberikan.namun tubuhnya sama sekali tidak merespon.
Bahkan antibiotik dengan dosis yang paling
tinggi yang sangat jarang diberikan dokter SpA pun sudah diberikan tapi tetap
tidak ada respon seketika itu rasanya halilintar menyambarku.
"Lalu solusinya gimana dok?"
Dokter pun menyarankan tes kultur darah
untuk melihat ada bakteri apa dalam tubuhnya.dia pun dirujuk ke RS yang lebih
lengkap pemeriksaan labnya waktu itu saya sudah minta lngsung dirujuk ke
Surabaya.
Tapi
dokter menyarankan tidak dululu di Jombang masih ada RS yang lebih lengkap
pemeriksaannya kita dirujuk ke RSUD Jombang.
Disana dis di lab ulang jerit tangisnya
mengisi hari-hariku waktu itu jarum-jarum pun terus melayang bebas ditubuhnya
sungguh rasanya ingin sekali menggantikan posisinya.
12 hari disana tidak menunjukkan perubahan
apapun padahal injeksi terus dilakukan.
Bahkan suhunya naik dikisaran 39.dia pun
tampak sangat pucat hingga hasil kultur darahpun keluar ternyata ada bakteri
dalam tubuhnya yang hanya bisa dilawan dengan antibiotik tertentu.
Dokter menyarankan agar dia dirawat oleh
prof Ismu di Surabaya ketika saya tanya berapa biaya yang harus saya siapkan,
dokterpun bilng sekitar 4jt/hari.
Itupun belum pemeriksaan yang lain.dan lama
perawatan tergantung sekitar yang diderita pasien. Sungguh ketika itu kami tidak
tau harus berbuat apa.dari mana uang sebanyak itu??
Maka kamipun memutuskan untuk dirujuk saja
ke RSUD dr.Soetomo Surabaya.
Disana dia ditangani oleh beberapa dokter
spesialis tubuhnya mulai merespon demamnya turun. 7 hari disana dengan 3 hari
bebas demam dia dibolehkan pulang.
Saya kira ketika itu perjuangan kami
selesai tapi nyatanya tidak. Jam 1 siang sampai rumah,malam harinya dia demam
tinggi lagi.
Keesokan harinya saya bawa ke Surabaya
lagi.dokter menyatakan tidak perlu rawat inap lagi.
Sesampainya dirumah demamnya tidak juga
turun kitapun membawanya lagi ke Surabaya dan betapa kagetnya ketika diagnosa
dokter berubah dari yang sebelumnya.
"Leukositnya masih tinggi biasanya ini
menunjukkan infeksi tapi ketika kita cari sumber infeksinya,kita tidak
menemukan apa-apa buk biasnya kasus kayak gini mengarah ke leukimia atau
lupus."
Duniaku serasa hancur ketika itu bagimana
bisa dari segi kebersihan dan makanan selalu tak jaga rasanya ini ga adil
kurang puas dengan diagnosa dokter akhirnya saya kepikiran mencari prof. Ismu
yang dokter sarankan sebelumnya.
Menurut berbagai info orangnya sangat sulit
ditemui sedangkan suhu badan akira waktu itu dikisaran 40.
Saya pun pasrah jika memang jalan akira
untuk sembuh pasti dimudahkan namun jika tidak saya pasrah ikhlas anak hanya
titipan dari yang maha kuasa.
Alhamdulillah Allah memudahkan saya hanya
degan waktu 1 hari saya bisa menemui prof.Ismu.
Kesan pertama ketemu orangnya beliau sangat
santai menghadapi kepanikan saya dan suami sebelum beliau menjawab semua
pertanyaan kami beliau mencari data riwayat pengobatan dari Jombang sampai
Surabaya.
Kemudian beliau mendiagnosa ada masalah
dengan ginjalnya akira.
"Ini jelas infeksi buk kita buktikan
dengan USG abdomen."kemudian beliau menuliskan resep.
Ketika saya tanya apa perlu rawat inap
lagi, beliau menjawab tidak perlu asal makan dan monumnya dijaga.
Dan benar saja hasil USG abdomen
menunjukkan kalau ada penyumbatan disaluran kencing sebelah kiri untungnya
ginjalnya masih baik-baik saja.
Sedikit ada titik terang rasanya ketika
saya tanya faktor penyebabnya apa, beliau menjawab dari penggunaan pampers yang
terlalu sering.
Kalo akira bukan sering lagi tapi sudah
jadi kebutuhan dari dia bayi.
Dan sekarang alhamdulillah dia sembuh
dengan menu makanan yang diatur dengan pemberian susu yang diatur dan
benar-benar lepas dari yang namanya pampers.
Dan yang paling utama dari Allah yang masih
memberiku kesempatan untik merawatnya.
Terima kasih ya Allah..
Terima kasih support dari orang-orang
terdekat
Terima kasih juga profesor...semoga
profesor selalu diberi kesehatan.
Netizen pun banyak yang merasa diberikan
informasi yang bermanfaat, atas pengalaman yang menimpa Dewi. dan ada juga yang
mendoakan untuk kesembuhan Akira.