Berhentilah Berkata Kasar di Depan Anak, Karena Akan Mempengaruhi Perkembangan Mental Anak
Februari 07, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Balita penjelajah Anda tentunya memperoleh
keterampilan baru yang berbeda setiap harinya. Seringkali, kata kasar pertama
yang ia ucapkan adalah hasil meniru apa yang ia dengar.
Mungkin dia mendengar tetangga, temannya
berkata kasar,atau mungkin juga dari Anda yang tanpa sadar berkata kasar di
depan anak.
1. Berkata kasar di depan anak akan
mempengaruhi perkembangan mental anak
Anak yang dibesarkan dalam rumah tangga
yang kasar (lisan dan sikap) akan membuahkan anak pemberontak. Bahkan bukan
hanya itu, anak dapat tumbuh dengan pribadi yang sensitif dan sukar menghargai
orang yang lebih tua darinya.
Melansir laman Your Dictionary, ditulis
Minggu (19/10/2016) berkata kasar di depan anak akan mempengaruhi perkembangan
mental anak berikut ini.
2. Anak lebih sentimental dan tak pernah
percaya diri bahkan merasa tak berharga
Anak-anak yang dibesarkan dalam suasana
kritik keras, ejekan, dan mengejek setiap hari akan mudah menghasilkan pribadi
yang lebih sentimen.
Saat anak bertumbuh dewasa, mereka akan
mengulangi hal buruk tersebut dan menjadi pribadi yang tak pernah percaya diri
bahkan merasa tak berharga.
3. Emosi orang dewasa disebabkan dari
lingkungan keras dan buruk sewaktu kecil
Banyak studi yang menunjukkan emosi orang
dewasa disebabkan dari lingkungan keras dan buruk sewaktu kecil. Banyak remaja
yang menyakiti diri mereka–bahkan mengalami gangguan kepribadian seperti
perilaku seksual yang tak wajar, kecanduan narkoba, bahkan tindak kejahatan
seperti mencuri.
Dalam mendidik anak orangtua perlu berpikir
keras sebelum hendak mengkritik sang anak. Ingatlah bahwa anak memiliki pikiran
dan hati lembut yang mudah dipengaruhi.
Orangtua perlu menjaga lisan yang baik dan
mencontohkan cara berbicara yang baik di depan anak agar tak berefek buruk di
kemudian hari.
Cara terbaik untuk menangani hal anak tak
berkata kasar adalah dengan mengabaikannya sampai anak Anda berhenti. Jika dia
meneruskannya, beri pengertian dengan kalimat-kalimat singkat dan mudah
dimengerti, lalu alihkan perhatiannya dengan cerita.
Sebenarnya alasan mereka berkata kasar
adalah mencari perhatian orang tua, merasa senang atau bangga melihat reakasi
kaget dan perasaan tidak nyaman orang dewasa atas prilakunya, serta pengaruh
lingkungannya.
Prilaku ini bisa dicegah dengan memberi
contoh berbahasa yang baik. Anak belajar dari orang tua, sebagai orang dewasa
pertama di sekitarnya.